Spirit Malam Para Ulama Islam


Spirit Malam Para Ulama Islam - Kini hari telah gelap. Saat yang baik untuk istirahat. Mengumpulkan energi untuk esok hari. Namun tidak demikian dengan para ulama’. Mereka memiliki spirit malam yang penuh keajaiban. Sulit membayangkan bagaimana mereka bisa melakukannya, tapi inilah faktanya:

Masruq bin Al Ajda’
Masruq bin Al Ajda’ adalah seorang ulama di kalangan tabi’in yang telah berguru kepada Ali bin Abu Thalib, Aisyah, dan Ibnu Mas’ud. Masruq lahir pada tahun pertama hijrah, wafat pada 63 H.

“Ketika Masruq menjalankan ibadah haji,” kata Abu Ishaq member saksi, “dia tidak pernah tidur kecuali dalam keadaan bersujud.”

Istrinya sendiri bercerita, “Masruq banyak melakukan shalat hingga kakinya bengkak. Seringkali aku duduk di belakangnya sambil menangis karena tidak tega melihat yang dilakukannya.”

Sa’id bin Musayyab
Sa’id bin Musayyab adalah pembesar tabi’in, murid kesayangan Ibnu Umar. Lahir pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, wafat pada 94 H.

“Selama 50 tahun,” kata Abdul Mu’in bin Idris dari ayahnya, “Sa’id bin Musayyab shalat Shubuh dengan wudhu Isya”. Hebatnya lagi, selama 50 tahun itu Sa’id bin Musayyab tidak pernah tertinggal takbiratul ula, juga tidak pernah melihat punggung jama’ah karena tidak pernah berada di shaf kedua.

Urwah bin Zubair
Urwah bin Zubair adalah tabi’in yang terkenal sebagai salah satu dari tujuh ulama fikih terkemuka di Madinah. Beliau putra Zubair bin Al-Awwam. Lahir pada 23 H, wafat pada 94 H.

“Urwah bin Zubair biasa shalat sunnah di malam hari,” kenang Ibnu Syaudzab, “dengan menghabiskan seperempat Al-Qur’an.”

“Urwah bin Zubair tidak pernah meninggalkan dzikir malam,” tambah Abdullah bin Muhammad bin Ubaid menguatkan, “kecuali saat kakinya diamputasi.”

Said bin Jubair
Said bin Jubair adalah ulama tabi’in yang tinggal di Kufah. Jika ada penduduk kota itu yang meminta fatwa, Ibnu Abbas merekomendasikan meminta fatwa kepadanya. Lahir pada 46 H, wafat pada 95 H.

Said bin Jubair banyak menangis dalam shalat malamnya, hingga membuat matanya menjadi rabun. “Aku tidak melihatnya shalat kecuali bagaikan batu yang kokoh.” Demikian kesaksian Abdullah bin Muslim bin Hurmuz mensifati kekhusyu’an Said bin Jubair.

Umar bin Abdul Aziz
Nama Umar bin Abdul Aziz tak asing lagi bagi kita. Beliaulah yang dijuluki khulafaur rasyidin kelima oleh para ulama’. Lahir pada 61 H, wafat pada 101 H.

“Mungkin saja ada orang yang lebih baik shalat dan puasanya daripada Umar bin Abdul Aziz,” kata Fatimah istri Umar bin Abdul Aziz memberi kesaksian, “akan tetapi aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih takut dan lebih banyak menangis di hadapan Tuhannya daripada Umar bin Abdul Aziz. Di malam hari, setelah seharian mengurusi umat, ia langsung membungkukkan diri dalam persujudannya. Dia terus menangis hingga tertidur. Lalu menangis lagi ketika terbangun, dan begitu seterusnya. Ia menghabiskan sebagian besar malamnya dengan menangis di hadapan Tuhannya seperti itu.”

Sementara kita cukupkan lima ulama’ dulu. Semoga bisa kita lanjutkan pada malam-malam berikutnya. Dan –yang lebih utama- semoga kita dimudahkan Allah untuk meneladani ulama-ulama Islam yang luar biasa spirit malamnyaSetelah mengetahui spirit malam Masruq bin Al Ajda’, Sa’id bin Musayyab, Urwah bin Zubair, Said bin Jubair dan Umar bin Abdul Aziz pada posting sebelumnya, kini kita ikuti spirit malam 5 ulama berikutnya.

***


Hasan Al Basri
Hasan Al Basri lahir dua tahun sebelum syahidnya Umar bin Khatab. Ulama besar tabi’in dari Basrah ini wafat pada usia 88 tahun, yakni pada 110 H.

Hasan Al Basri biasa menghidupkan malamnya. Rasa takutnya kepada Allah menjadikannya terlihat selalu sedih, terlebih di malam hari. “Aku sering melihat Hasan Al Basri membaca Al-Qur’an diiringi tangis,” kata Syu’aib sahabat At-Thayalisi memberi kesaksian, “hingga air mata membasahi janggutnya.”

Muhammad bin Sirin
Muhammad bin Sirin adalah salah seorang ulama tabi’in yang terkenal kewara’annya. Lahir pada masa pemerintahan Utsman bin Affan sehingga beberapa tahun lebih muda dari Hasan Al Basri. Muhammad bin Sirin wafat 100 hari setelah wafatnya Hasan Al Basri, pada 110 H juga.

Malam bagi Muhammad bin Sirin adalah waktu istimewa untuk berduaan dengan Rabnya. Pada siang harinya Muhammad bin Sirin membiasakan puasa Dawud. Sedangkan sebagian besar malamnya dimanfaatkan untuk shalat, dzikir dan munajat kepada Allah. Muhammad bin Sirin terbiasa melakukan ibadah malam seperti itu walaupun dalam kondisi di penjara.

Pernah ketika Muhammad bin Sirin dipenjara, penjaga berbelas kasihan memberinya ‘dispensasi’. “Jika malam tiba, pulanglah kepada keluargamu Syaikh, lalu menjelang matahari terbit datanglah lagi ke sini,” kata penjaga penjara. “Demi Allah, aku tidak bisa melakukannya, aku tidak mau membantu Anda mengkhianati pemerintah!” jawab ulama dari Basrah itu tegas. Lalu ia pun menikmati malam-malamnya di penjara dengan ibadah.

Ayyub As-Sakhtiani
Ayyub As-Sakhtiani lahir pada 68 H. Wafat pada 131 H dalam usia 63 tahun. Ayyub menimba ilmu dari banyak tabi’in senior. Namun, banyak juga ulama besar yang tidak hanya menjadi guru, namun sekaligus juga muridnya karena mereka biasa bertukar ilmu. Diantanya adalah Muhammad bin Sirin dan Qatadah.

“Ayyub As-Sakhtiani selalu melakukan shalat malam,” kata Said bin Amir menuturkan spirit malamnya, “tetapi itu dirahasiakannya. Jika subuh menjelang, Ayyub As-Sakhtiani mengeraskan suaranya, seolah-olah ia baru bangun saat itu.”

Sulaiman bin Mihran Al-A’masy
Al-A’masy adalah ulama tabi’in generasi akhir. Lahir pada tahun 61 H, ulama Kufah ini wafat pada 148 H.

Al-A’masy dikenal sebagai ulama besar yang kaya cerita menarik dan lucu. Namun, saat beribadah, terutama di waktu malam, ia sangat khusyu menghadap Rabbnya.

“Hampir selama 70 tahun,” kenang Waki’ bin Al-Jarah, “Al-A’masy tidak pernah tertinggal takbiratul ula pada shalat berjama’ah.”

Qiyamul lail bagi Al’A’masy adalah menu wajib dalam malam-malamnya. Bahkan ketika terhalang untuk berwudhu, entah karena sakit ataupun cuaca, Al-A’masy bertayamum untuk bisa bermunajat kepada Rabbnya, sekaligus menyiapkan diri meninggal dalam keadaan suci.

Abdurrahman bin Amr Al-Auzai
Al-Auza’i adalah ulama tabi’in dari Syam. Lahir pada tahun 88 H. dan wafat pada tahun 158 H.

Spirit malam Al-Auza’i adalah persis seperti nasehatnya sendiri. “Barangsiapa memanjangkan bangun malam untuk beribadah kepada Allah,” kata Al-Auza’i yang kemudian diceritakan oleh Ath-Thahari, “maka Dia akan memudahkan segala urusannya, serta melindunginya di hari kiamat nanti.”

“Aku melihat Al-Auza’i sangat khusyu’ dalam beribadah dan berzikir kepada Allah sampai terbit matahari,” kata Al-Walid bin Muslim member kesaksian.

***

Sementara kita cukupkan, insya Allah akan disambung dengan ulama berikutnya, termasuk para imam madzhab fikih yang terkenal. [Sumber: Min A’lam As-Salaf karya Syaikh Ahmad Farid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar